Yogyakarta – Pagi hari yang cerah di Hari Selasa, 26 Agustus 2025, udara segar menyambut langkah kecil siswa Primary Grade 2 Global Islamic School 3 Yogyakarta (Primary GIS 3 Jogja). Dengan penuh semangat, mereka berangkat menuju Nara Kupu Jogja. Tema perjalanan kali ini adalah “Growing with Nature, Caring with Love,” melihat dan belajar langsung dari indahnya alam kaki Gunung Merapi yang kali ini menjadi ‘ruang kelas’ mereka.
Kegiatan yang dirancang bukan sekadar kunjungan rekreasi saja, melainkan rangkaian aktivitas edukatif yang memadukan permainan ringan, observasi, praktik menanam sederhana, serta penilaian ringan di mana semua dirancang untuk menumbuhkan rasa ingin tahu, empati, dan keterampilan praktis siswa.
Siswa-siswi Primary GIS 3 Jogja memulai perjalanan ke Nara Kupu Jogja sekitar pukul 07.30 WIB. Sesampainya di lokasi, para siswa disambut tim Nara Kupu dengan wajah ramah. Sebelum masuk ke inti kegiatan, mereka diajak bermain dalam sesi ice breaking. Gerakan sederhana dan permainan ringan membuat hati anak-anak lebih lapang. Suasana akrab terbangun, seperti pintu yang membuka perjalanan penuh pengalaman baru.
Setelah suasana cair, tibalah saatnya bagi para siswa untuk melakukan tour area. Para siswa berjalan berkelompok, mata mereka berbinar melihat hamparan hijau di sekeliling. Mereka berhenti di sudut-sudut menarik: kandang rusa, taman sayuran hidroponik, hingga kandang ayam. Guru dan pendamping menjawab dengan sabar, menjadikan perjalanan ini kelas terbuka di mana setiap daun, batu, dan tanaman adalah guru.
Belajar dari Alam Kaki Gunung Merapi yang Asri
Nara Kupu Jogja berlokasi di Pakem, Kabupaten Sleman, sebuah daerah di Kota Pelajar yang terletak di kaki Gunung Merapi. Pemandangan indah Gunung Merapi nampak dengan jelas dari Nara Kupu, didukung dengan langit dan cuaca yang cerah, memberikan pemandangan yang luar biasa bagi para siswa. Udara yang sejuk dan asri memberikan energi postif kepada para siswa sehingga meningkatkan antusiasme siswa mengikuti rangkaian aktivitas field trip hari ini.
Salah satu momen yang paling dinantikan oleh para siswa adalah feeding animals. Saat rusa jinak dan ayam mendekat, tangan-tangan mungil itu ragu sejenak, lalu perlahan menyodorkan makanan. Ada rasa takut yang berganti takjub, ada senyum lega setelah berhasil. Dari sini, mereka belajar bahwa kasih sayang bukan hanya untuk sesama manusia, tapi juga untuk makhluk hidup lain yang berbagi Bumi dengan kita.
Bagian paling istimewa adalah saat mereka belajar menanam hidroponik. Dengan penuh penasaran, mereka memegang bibit kecil, lalu meletakkannya di media tanam berair. Ada kesunyian sesaat, seolah setiap anak menyadari bahwa dari biji sekecil itu, kehidupan baru bisa tumbuh. Praktik sederhana ini mengajarkan bahwa merawat alam dimulai dari hal kecil, dari kepedulian sehari-hari yang dilakukan dengan sabar dan penuh cinta.
Menariknya, kegiatan ini diatur bergantian untuk tiap kelas. Kelas 2A dan 2B memulai dengan permainan dan tur, lalu berlanjut ke hidroponik. Sedangkan Kelas 2C dan 2D justru membuka pengalaman mereka dengan praktik menanam. Pola ini membuat setiap anak mendapat ruangnya masing-masing, tidak terburu-buru, dan benar-benar bisa menyelami setiap pengalaman.
Menjelang siang, rombongan kembali ke sekolah sekitar pukul 11.30 WIB. Sesampainya di sekolah, para siswa melaksanakan sholat dhuhur berjamaah. Setelah itu, siswa-siswi duduk bersama, menceritakan kembali pengalaman mereka. Ada yang bangga karena berani memberi makan rusa, ada yang tak sabar melihat bibit hidroponik tumbuh. Semua cerita itu berpadu menjadi refleksi sederhana, namun sarat makna.
Field trip kali ini bukan hanya perjalanan keluar kelas, melainkan perjalanan ke dalam diri. Anak-anak belajar bahwa alam bukan sekadar latar, tetapi guru yang sabar. Bahwa setiap hewan dan tanaman memberi pelajaran tentang kepedulian, keberanian, dan tanggung jawab. Dari indahnya alam kaki Gunung Merapi, mereka tahu bahwa masa depan Bumi ada di tangan-tangan kecil yang mau belajar dan merawatnya dengan cinta. []
(Ditulis oleh Humas GIS 3 Jogja)
