Yogyakarta – Sejak pukul tujuh pagi, halaman Primary Global Islamic School 3 Yogyakarta (Primary GIS 3 Jogja) sudah dipenuhi keceriaan. Satu per satu siswa datang dengan wajah penuh antusias, bersiap mengikuti Kegiatan Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) sekaligus Hari Anak Nasional, Rabu (20/8). Dari langkah awal saja sudah terasa bahwa ini bukan sekadar agenda tahunan, melainkan sebuah perayaan kebersamaan.
Setelah pengarahan singkat dari guru, anak-anak berdiri tegap menyanyikan lagu Indonesia Raya, disambung Mars GIS dan lagu-lagu kemerdekaan. Suara mungil mereka berpadu, menciptakan suasana haru sekaligus bangga. Kepala sekolah pun hadir memberi sambutan, menekankan bahwa kemerdekaan bukan hanya cerita masa lalu, melainkan semangat yang perlu dihidupkan lewat sikap sportif, jujur, dan berani mencoba.

Perlombaan Sebagai Ajang Melatih Kerja Tim
Tak lama kemudian, riuh rendah tawa mulai menggema. Rangkaian perlombaan dibuka dengan estafet cup. Anak-anak berbaris, bergantian memindahkan gelas dengan penuh konsentrasi. Setiap tumpahan air justru menjadi bahan candaan bersama, mempertebal rasa kebersamaan.

Selepas itu, arena berubah semakin heboh. Balap karung menghadirkan momen lucu nan menegangkan. Ada yang melompat cepat hingga hampir terjatuh, ada pula yang tersandung tapi tetap bangkit sambil tersenyum. Tepuk tangan penonton, teriakan dukungan dari teman sekelas, dan ekspresi polos anak-anak membuat lomba sederhana ini terasa begitu istimewa.
Sebelum melanjutkan, anak-anak diberi waktu untuk berdoa dan menikmati snack. Sejenak suasana tenang, energi kembali terkumpul, lalu dilanjutkan dengan estafet air. Lomba ini menuntut lebih dari sekadar kecepatan, para siswa belajar bekerja sama, menjaga keseimbangan, dan mengatur ritme agar air tetap tersisa hingga garis akhir. Saat ada tim yang kecewa karena airnya habis, teman-temannya segera memberi semangat, mengubah tangis kecil menjadi tawa baru.

Hari Anak Nasional: Ceria, Aman, Bermakna
Semua lomba dirancang agar setiap anak bisa ikut berpartisipasi, tanpa merasa tersisih. Setelah rangkaian selesai, mereka diberi waktu berganti pakaian dengan nyaman, sebelum memasuki sesi penghargaan. Tak hanya ada pemenang utama, sekolah juga memberikan apresiasi pada tim paling kompak, semangat pantang menyerah, hingga strategi paling kreatif. Setiap usaha mendapat ruang untuk dihargai, sehingga anak-anak pulang dengan perasaan bangga.
Acara berlanjut dengan makan siang bersama dan shalat zuhur. Di penghujung hari, siswa lower class berpamitan lebih dulu, sementara upper class mengikuti sesi pemutaran video reflektif sebelum akhirnya dipulangkan. Semua alur berjalan alami, menyatu dengan ritme anak-anak, tanpa kesan terburu-buru.

Pulang dengan Kisah Baik
Dari awal hingga akhir, perayaan PHBN dan Hari Anak Nasional di Primary GIS 3 Jogja tak hanya menghidupkan semangat kemerdekaan, tetapi juga mematri nilai karakter dalam benak anak. Mereka belajar bahwa kalah bukan berarti gagal, bahwa sportivitas lebih indah daripada kemenangan instan, dan bahwa kebersamaan selalu menghadirkan kekuatan baru.

Dengan wajah sumringah, seragam basah oleh keringat dan air lomba, anak-anak pulang membawa kisah-kisah kecil yang kelak akan mereka kenang: tentang berlari bersama, tertawa saat jatuh, hingga saling menggenggam semangat. Sebuah cara indah untuk merayakan kemerdekaan dan masa kanak-kanak dalam satu tarikan napas. []
(Ditulis oleh Humas GIS 3 Jogja)